Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Selasa, 02 September 2025 |
KALBARONLINE.com – Ratusan mahasiswa bersama masyarakat turun ke jalan menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Ketapang pada Senin (01/09/2025) siang.
Aksi ini membawa berbagai isu nasional seperti menuntut kinerja anggota DPR yang meminta kenaikan gaji, serta tindakan represif aparat saat menertibkan aksi demonstran di Jakarta yang berakhir menewaskan seorang driver ojol.
Sementara untuk isu lokal, mulai dari meminta DPRD mendorong pengajuan izin tambang rakyat, persoalan antrean di SPBU, infrastruktur jalan, hingga pendidikan.
Salah satu orator dalam aksi, Didit dalam orasinya menegaskan, bahwa pemerintah daerah harus segera mengusulkan izin Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).
“Selama ini penambang emas rakyat hidup dalam kecemasan, selalu dianggap ilegal. Padahal mereka hanya ingin mencari nafkah. Kami minta Pemda Ketapang segera mengusulkan izin WPR agar rakyat bisa bekerja dengan tenang,” teriaknya dengan dijawab deru massa aksi.
Selain itu, mahasiswa menyoroti masalah sulitnya masyarakat mengisi BBM di SPBU. Menurut mereka, antrean panjang yang didominasi mobil dengan drum dan jeriken membuat rakyat kecil semakin terpinggirkan.
“Bayangkan, warga yang hanya ingin isi motor harus antre panjang, karena SPBU dikuasai penimbun. Ini harus ditertibkan,” tambah orator lainya.
Isu lain yang disuarakan adalah soal infrastruktur jalan yang masih banyak rusak di sejumlah kecamatan dan tingginya angka anak putus dan tidak sekolah di Ketapang, yang tercatat lebih dari 17 ribu jiwa.
Aksi ini juga diwarnai partisipasi masyarakat. Seorang emak-emak yang ikut berorasi menarik perhatian massa. Ia menyampaikan keluh kesah ekonomi keluarga pra sejahtera.
“Kami hidup serba kekurangan, penghasilan rendah, tapi tetap harus menyekolahkan anak-anak. Tolong DPRD dengar nasib kami, jangan hanya janji-janji,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, emak-emak itu kembali bersuara lantang, menggugah simpati peserta aksi.
“Kami ini bukan minta kaya, kami hanya minta keadilan. Anak-anak kami jangan sampai putus sekolah hanya karena orang tuanya miskin. Kalau jalan rusak, kalau harga kebutuhan naik, yang paling susah ya kami-kami ini,” katanya disambut tepuk tangan riuh.
Aksi yang dimulai pukul 13.50 WIB dari titik kumpul Masjid Agung Al-Ikhlas itu berjalan damai. Massa melakukan long march menuju Gedung DPRD Ketapang dan akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 16.30 WIB. (Adi LC)
KALBARONLINE.com – Ratusan mahasiswa bersama masyarakat turun ke jalan menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Ketapang pada Senin (01/09/2025) siang.
Aksi ini membawa berbagai isu nasional seperti menuntut kinerja anggota DPR yang meminta kenaikan gaji, serta tindakan represif aparat saat menertibkan aksi demonstran di Jakarta yang berakhir menewaskan seorang driver ojol.
Sementara untuk isu lokal, mulai dari meminta DPRD mendorong pengajuan izin tambang rakyat, persoalan antrean di SPBU, infrastruktur jalan, hingga pendidikan.
Salah satu orator dalam aksi, Didit dalam orasinya menegaskan, bahwa pemerintah daerah harus segera mengusulkan izin Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).
“Selama ini penambang emas rakyat hidup dalam kecemasan, selalu dianggap ilegal. Padahal mereka hanya ingin mencari nafkah. Kami minta Pemda Ketapang segera mengusulkan izin WPR agar rakyat bisa bekerja dengan tenang,” teriaknya dengan dijawab deru massa aksi.
Selain itu, mahasiswa menyoroti masalah sulitnya masyarakat mengisi BBM di SPBU. Menurut mereka, antrean panjang yang didominasi mobil dengan drum dan jeriken membuat rakyat kecil semakin terpinggirkan.
“Bayangkan, warga yang hanya ingin isi motor harus antre panjang, karena SPBU dikuasai penimbun. Ini harus ditertibkan,” tambah orator lainya.
Isu lain yang disuarakan adalah soal infrastruktur jalan yang masih banyak rusak di sejumlah kecamatan dan tingginya angka anak putus dan tidak sekolah di Ketapang, yang tercatat lebih dari 17 ribu jiwa.
Aksi ini juga diwarnai partisipasi masyarakat. Seorang emak-emak yang ikut berorasi menarik perhatian massa. Ia menyampaikan keluh kesah ekonomi keluarga pra sejahtera.
“Kami hidup serba kekurangan, penghasilan rendah, tapi tetap harus menyekolahkan anak-anak. Tolong DPRD dengar nasib kami, jangan hanya janji-janji,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, emak-emak itu kembali bersuara lantang, menggugah simpati peserta aksi.
“Kami ini bukan minta kaya, kami hanya minta keadilan. Anak-anak kami jangan sampai putus sekolah hanya karena orang tuanya miskin. Kalau jalan rusak, kalau harga kebutuhan naik, yang paling susah ya kami-kami ini,” katanya disambut tepuk tangan riuh.
Aksi yang dimulai pukul 13.50 WIB dari titik kumpul Masjid Agung Al-Ikhlas itu berjalan damai. Massa melakukan long march menuju Gedung DPRD Ketapang dan akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 16.30 WIB. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini