Pontianak    

Wali Kota Benarkan Penyebab Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Pontianak Karena Spekulan

Oleh : Jauhari Fatria
Senin, 26 November 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono turut

menanggapi terjadinya kelangkaan gas elpiji kemasan 3 kg yang mulai sulit

didapat warga Bumi Khatulistiwa di pasaran.

Ia menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan

rapat koordinasi bersama Pertamina menyambut akhir tahun. Sebenarnya kata dia,

kuota elpiji gas 3 kg di Kota Pontianak sendiri sudah dilebihkan dari kuota

yang telah ditetapkan.

Orang nomor satu di Kota Pontianak ini juga

tak menampik kelangkaan terjadi lantaran masih banyak para spekulan yang

memanfaatkan situasi.

“Masalahnya kan ada pemain-pemain yang

memanfaatkan selisih harga karena elpiji melon ini kan subsidi. Yang kita

khawatirkan itu, mereka dapat stok di Pontianak tapi dibawa ke luar daerah atau

yang seharusnya digunakan oleh masyarakat tidak mampu tapi digunakan oleh

masyarakat mampu, itu masalahnya sehingga akhir tahun ini terjadi kelangkaan,”

tukasnya, saat diwawancarai usai menghadiri Rapat Paripurna di DPRD Pontianak,

Senin (26/11/2018).

Upaya Pemkot sendiri, kata dia selain

melalui surat imbauan Wali Kota, pihaknya juga terus mensosialisasikan surat

edaran Presiden dan Kementerian ESDM agar penggunaan gas subsidi tepat sasaran.

“Yang pasti kita juga sudah mengimbau,

hanya nanti bersama-sama Pertamina kita carikan solusi untuk teknisnya. Sebab

kalau sudah ada disparitas harga ini pasti jadi problem dan itu terjadi

dimana-mana,” pungkasnya.

Senada dengan Wali Kota, Kepala Dinas

Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak, Hariyadi S

Triwibowo juga menuturkan penyebab terjadinya kelangkaan gas elpiji kemasan 3

Kg di Pontianak ini lantaran masih banyaknya spekulan-spekulan yang

memanfaatkan momen dan situasi serta kondisi kebutuhan elpiji saat ini.

“Jadi mereka (spekulan.red) itu pada

umumnya membeli elpiji dengan harga partai yang jumlahnya bisa 10-20 bahkan 50

tabung, lalu dijual kembali ke para pelaku industri menengah maupun besar. Disitu

ada margin dan keuntungan, inilah yang menyebabkan terjadinya kelangkaan. Kalau

ini dilakukan oleh para spekulan di setiap kelurahan dan kecamatan di Pontianak

akhirnya terjadi kelangkaan secara masif, inilah faktor utama penyebabnya,”

ujarnya saat diwawancarai KalbarOnline di ruang kerjanya, Senin (26/11/2018).

Dituturkan Hariyadi, pihaknya akan melakukan

berbagai upaya-upaya guna mengatasi kelangkaan elpiji agar masyarakat tak lagi

mengantri dan mengeluhkan hal yang kerap kali terjadi ini.

Ditegaskan Hariyadi bahwa pihaknya dalam

waktu dekat bersama Pertamina, Satpol-PP dan pihak Kepolisian akan meramu sejumlah

langkah-langkah tepat untuk membuat jera para pelaku usaha besar dan para spekulan.

“Karena kelangkaan ini sudah sangat membuat

masyarakat. Nanti akan kita ramu sejumlah langkah-langkah agar pelaku nakal ini

jera,” tegasnya.

Dari pasokan elpiji oleh Pertamina,

Hariyadi mengklaim bahwa jumlah distribusi tabung gas elpiji subsidi kemasan 3

kilogram di Kota Pontianak sudah lebih dari cukup, sebab diungkapkannya,

sepanjang Januari-September 2018 sudah mencapai 15,8 metrik ton dengan

rata-rata perbulan kurang lebih 17,5 metrik ton dengan jumlah sebanyak 585 ribu

tabung elpiji 3 kg.

“Artinya dalam sebulan ada sekitar kurang

lebih 48 ribuan lebih tabung gas elpiji 3 kg yang didistribusikan ke Kota

Pontianak, itu sudah sangat cukup dengan jumlah masyarakat Pontianak, itu sudah

dihitung berdasarkan data statistik, apalagi kebutuhan untuk masyarakat tidak

mampu dalam sebulan itu paling banyak kurang lebih itu 3 tabung. Semestinya 585

ribu tabung perbulan itu sudah sangat mencukupi, kalau tidak ada

spekulan-spekulan dan pelaku usaha yang nakal,” imbuhnya.

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya bersama

tim terpadu bersama Pertamina dalam waktu dekat akan turun ke lapangan guna

memantau sejumlah SPBU atau agen-agen gas elpiji 3 kg.

“Kalau ada antrian panjang, tentu itu indikator

terjadi kelangkaan. Kita akan cek apakah benar kuota setiap bulan di agen

tersebut misalnya sesuai yang disediakan perbulan atau memang sudah dikurangi

oleh Pertamina, namun apabila ternyata distribusi dari Pertamina sesuai kuota

yang didistribusikan perbulan, artinya agen di SPBU bersangkutan yang nakal,

tentu akan kita tindak dengan tegas,” tukasnya.

“Kita akan evaluasi dan monitoring ke

lapangan dalam waktu dekat, apabila ditemukan SPBU yang menyalurkan elpiji

bersubsidi 3 kg terjadi antrian namun pada kenyataannya jatah dari SPBU tidak

berkurang dan terlebih lagi tidak dijual kepada masyarakat tidak mampu yang

berhak mendapatkan subsidi, kita akan rekomendasikan ke Bapak Wali Kota dan

Pertamina agar SPBU bersangkutan tidak diberikan lagi izin menyalurkan elpiji

subsidi dan kita rekomendasikan agar SPBU tersebut tidak diberikan pelayanan

tera dan tera ulang, ini sudah sangat keras, kalau tidak bisa menyalurkan

dengan baik, lebih baik kita serahkan kepada yang siap menyalurkan elpiji

subsidi ini dengan baik,” tandasnya.

Terjadinya kelangkaan gas LPG (liquified Petroleum gas) kemasan 3 kilogran (kg) di sejumlah wilayah

di Pontianak, jelas membuat warga resah. Seperti diketahui beberapa pekan

terakhir gas bersubsidi ini mulai sulit didapat, yang barang tentu sangat

berimbas kepada kebutuhan rumah tangga masyarakat. (*/Fai)

Artikel Selanjutnya
Elpiji Subsidi Langka, Ini Langkah Tegas Diskumdag Pontianak: Evaluasi Izin Usaha
Senin, 26 November 2018
Artikel Sebelumnya
Tiga Terduga Pelaku Judi Diamankan Polsek Selatan: Satu Oknum PNS
Senin, 26 November 2018

Berita terkait