Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 15 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti memberikan pernyataan bahwa pelajar yang ada di dalam aksi demo tidak dimobilisasi. Adapun, kata dia mereka bergerak sebagai bentuk solidaritas pertemanan.
Hal ini ia sampaikan setelah melakukan pemantauan di kawasan demo, yaitu di Monas pada 13 Oktober lalu. Di mana mereka kebanyakan datang dari kota-kota penyangga ibu kota.
“Saya bertemu 25 anak, mereka mau pulang ke Bogor. Dan saat itu sudah di atas jam 8 malam. Mereka ternyata hendak ke stasiun karena mau pulang ke Bogor,” ucapnya pada Kamis (15/10).
Dia berujar, kondisi mereka yang diperkirakan di jenjang sekolah menengah atas itu tengah kelelahan. Bahkan Retno di situ diceritakan kalau mereka berjalan kaki untuk menuju stasiun.
“Kemudian saya tanya kalian haus? Saya ada minum di mobil. Dan mereka memang kehausan dan kelihatan banget. Jadi mereka hanya punya uang untuk ongkos. Artinya mereka enggak ada juga yang di bayar. Mereka harus jalan kaki sejauh itu. Dan mereka tak meminta apapun ke saya,” ucap dia.
Dari situ, Retno melihat jika anak-anak yang ada di lokasi demo digerakkan oleh perasaan mereka. Apalagi mereka masih di usia remaja yang cara berpikirnya mayoritas soal pertemanan.
“Mereka digerakkan oleh perasaan seorang anak yang merasa ini tantangan dan beramai-ramai seolah ini akan tercatat diantara mereka bahwa mereka saling peduli,” imbuhnya.
Adapun, Retno menyatakan bahwa mereka kenal satu sama lain, tidak hanya kenal secara virtual saja. Jadi ini memperkuat bukti bahwa tidak ada yang menggerakkan mereka. “Di antara 25 itu ada 2 anak buruh dan itu diizinkan orang tuanya, juga bawa tas dipunggung bawa handuk, mereka siap (demo),” terangnya. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti memberikan pernyataan bahwa pelajar yang ada di dalam aksi demo tidak dimobilisasi. Adapun, kata dia mereka bergerak sebagai bentuk solidaritas pertemanan.
Hal ini ia sampaikan setelah melakukan pemantauan di kawasan demo, yaitu di Monas pada 13 Oktober lalu. Di mana mereka kebanyakan datang dari kota-kota penyangga ibu kota.
“Saya bertemu 25 anak, mereka mau pulang ke Bogor. Dan saat itu sudah di atas jam 8 malam. Mereka ternyata hendak ke stasiun karena mau pulang ke Bogor,” ucapnya pada Kamis (15/10).
Dia berujar, kondisi mereka yang diperkirakan di jenjang sekolah menengah atas itu tengah kelelahan. Bahkan Retno di situ diceritakan kalau mereka berjalan kaki untuk menuju stasiun.
“Kemudian saya tanya kalian haus? Saya ada minum di mobil. Dan mereka memang kehausan dan kelihatan banget. Jadi mereka hanya punya uang untuk ongkos. Artinya mereka enggak ada juga yang di bayar. Mereka harus jalan kaki sejauh itu. Dan mereka tak meminta apapun ke saya,” ucap dia.
Dari situ, Retno melihat jika anak-anak yang ada di lokasi demo digerakkan oleh perasaan mereka. Apalagi mereka masih di usia remaja yang cara berpikirnya mayoritas soal pertemanan.
“Mereka digerakkan oleh perasaan seorang anak yang merasa ini tantangan dan beramai-ramai seolah ini akan tercatat diantara mereka bahwa mereka saling peduli,” imbuhnya.
Adapun, Retno menyatakan bahwa mereka kenal satu sama lain, tidak hanya kenal secara virtual saja. Jadi ini memperkuat bukti bahwa tidak ada yang menggerakkan mereka. “Di antara 25 itu ada 2 anak buruh dan itu diizinkan orang tuanya, juga bawa tas dipunggung bawa handuk, mereka siap (demo),” terangnya. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini