Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 01 Februari 2021 |
KalbarOnline.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok sebesar 12,5 persen. Harga rokok dipastikan naik mulai hari ini, Senin (1/2/2021).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya pernah mengatakan, kenaikan ini bertujuan untuk menekan angka perokok dari kalangan anak-anak dan perempuan. Meski begitu, masih harus dilihat lagi bagaimana efektivitas kebijakan ini nantinya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, aspek yang diperhatikan dalam kebijakan cukai rokok tahun depan adalah pengendalian konsumsi sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Selain itu, lanjut dia, adalah masalah tenaga kerja, petani tembakau, rokok ilegal, dan penerimaan negara.
“Pemerintah berharap dapat menurunkan prevalensi merokok pada anak-anak dan perempuan. Prevalensi merokok tercatat secara umum turun dari 33,8 persen menjadi 33,2 persen pada 2021,” jelasnya pada Kamis 10 Desember 2020 lalu.
Sementara itu, kata Sri Mulyani, untuk anak 10-18 tahun akan tetap diupayakan diturunkan sesuai target RPJMN. Adapun, targetnya yaitu menurunkan dari level prevalensi 9,1 persen ke 8,7 persen pada 2024.
Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan cukai rokok adalah untuk mengendalikan tingkat konsumsi rokok di Indonesia. Kemenkeu mengambil kebijakan untuk menaikkan cukai hasil tembakau sebesar 12,5 persen.
“Harga rokok lebih mahal atau indeks keterjangkauannya naik dari 12,2 persen menjadi 13,7-14 persen. Sehingga rokok semakin tidak dapat terbeli,” ujar Menkeu Sri Mulyani.
Berikut ini adalah komposisi besaran kenaikan tarif cukai rokok:
1. Sigaret Kretek Mesin (SKM)
– SKM Gol I: naik Rp125/Batang atau 16,9 persen menjadi Rp865/Batang
– SKM Gol IIA: naik Rp65/Batang atau 13,8 persen menjadi Rp535/Batang
– SKM Gol IIIB: naik Rp70/Batang atau 15,4 persen menjadi Rp525/Batang
2. Sigaret Putih Mesin (SPM)
– SPM Gol I: naik Rp145/Batang atau 18,4 persen menjadi Rp935/Batang
– SPM Gol II A: naik Rp80/Batang atau 16,5 persen menjadi Rp565/Batang
– SPM Gol IIIB: naik Rp470/Batang atau 18,1 persen menjadi Rp555/Batang. [rif]
KalbarOnline.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok sebesar 12,5 persen. Harga rokok dipastikan naik mulai hari ini, Senin (1/2/2021).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya pernah mengatakan, kenaikan ini bertujuan untuk menekan angka perokok dari kalangan anak-anak dan perempuan. Meski begitu, masih harus dilihat lagi bagaimana efektivitas kebijakan ini nantinya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, aspek yang diperhatikan dalam kebijakan cukai rokok tahun depan adalah pengendalian konsumsi sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Selain itu, lanjut dia, adalah masalah tenaga kerja, petani tembakau, rokok ilegal, dan penerimaan negara.
“Pemerintah berharap dapat menurunkan prevalensi merokok pada anak-anak dan perempuan. Prevalensi merokok tercatat secara umum turun dari 33,8 persen menjadi 33,2 persen pada 2021,” jelasnya pada Kamis 10 Desember 2020 lalu.
Sementara itu, kata Sri Mulyani, untuk anak 10-18 tahun akan tetap diupayakan diturunkan sesuai target RPJMN. Adapun, targetnya yaitu menurunkan dari level prevalensi 9,1 persen ke 8,7 persen pada 2024.
Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan cukai rokok adalah untuk mengendalikan tingkat konsumsi rokok di Indonesia. Kemenkeu mengambil kebijakan untuk menaikkan cukai hasil tembakau sebesar 12,5 persen.
“Harga rokok lebih mahal atau indeks keterjangkauannya naik dari 12,2 persen menjadi 13,7-14 persen. Sehingga rokok semakin tidak dapat terbeli,” ujar Menkeu Sri Mulyani.
Berikut ini adalah komposisi besaran kenaikan tarif cukai rokok:
1. Sigaret Kretek Mesin (SKM)
– SKM Gol I: naik Rp125/Batang atau 16,9 persen menjadi Rp865/Batang
– SKM Gol IIA: naik Rp65/Batang atau 13,8 persen menjadi Rp535/Batang
– SKM Gol IIIB: naik Rp70/Batang atau 15,4 persen menjadi Rp525/Batang
2. Sigaret Putih Mesin (SPM)
– SPM Gol I: naik Rp145/Batang atau 18,4 persen menjadi Rp935/Batang
– SPM Gol II A: naik Rp80/Batang atau 16,5 persen menjadi Rp565/Batang
– SPM Gol IIIB: naik Rp470/Batang atau 18,1 persen menjadi Rp555/Batang. [rif]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini